لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ Mengapa kamu mencampur adukkan yang hak dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui? (Qs. Ali Imron :71)

Minggu, 04 September 2011

Lukisan Hadits NUR MUHAMMAD Yang Telah Berdusta Atas Nama Imam Abdurrazzaq Dan Atas Nama Rasulullah





Hadits tentang "Nur Muhammad" yang katanya dirujuk kepada Mushannaf Imam Abdurrazzaq bin Hammam bin Nafi' Al Himyari ternyata setelah dicari-cari dalam mushannaf beliau tidak diketemukan. Alangkah beraninya berdusta atas nama beliau dan lebih mengerikan lagi telah berdusta atas nama Rasulullah.
___________________________________________

Terjemahan [ yang katanya 'hadits' ] ke dalam Bahasa Indonesia;

Jabir berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah tentang yang pertama diciptakan oleh Allah sebelum segala sesuatu diciptakan.

Nabi menjawab : Nur Nabi engkau wahai Jabir. Kemudian darinya Allah menciptakan segala kebaikan dan sesudahnya Allah menjadikan segala sesuatu. Ketika menciptakannya Allah menempatkannya di hadapan-Nya di tempat kedekatan (maqam al Qurb) selama dua belas ribu tahun, kemudian Allah menjadikannya empat bagian. Dari bagian yang pertama Allah menciptakan 'Arsy, dari bagian yang kedua Allah menciptakan Kursy, dan bagian yang ketiga Allah menciptakan Penanggung 'Arsy dan Pemelihara Kursy dan Allah menempatkan bagian yang ke empat di tempat cinta (maqam al hubb). Kemudian Allah menjadikan empat bagian, dari bagian yang pertama Allah menciptakan Qalam, dan bagian yang kedua Allah menciptakan Lauh dan bagian yang ketiga Allah menciptakan Surga, bagian yang ke empat ditempatkan Allah di tempat takut (maqam al khauf) selama dua belas ribu tahun, kemudian Allah membaginya menjadi empat bagian, dari bagian pertama Allah menciptakan Malaikat, dari bagian yang kedua Allah menciptakan matahari dan dari bagian yang ketiga Allah menciptakan bulan dan planet (bintang) dan Allah menempatkan bagian yang ke empat di tempat harap (maqam ar raja') selama dua belas ribu tahun, kemudian Allah membagi empat bagian, bagian yang pertama Allah menciptakan 'Aql, dan bagian yang kedua Allah menciptakan ilmu dan sifat lembut (hilm) dari bagian yang ketiga Allah menciptakan pemeliharaan (ishmah) dan taufik dan Allah menempatkan bagian yang keempat di tempat malu (maqam al haya) selama dua belas ribu tahun. Kemudian Allah memandang maka nur itu berkeringat dan meneteslah darinya seratus dua puluh empat ribu tetes. Dan dari setiap tetes itu Allah menjadikan ruh para Nabi dan Rasul. Kemudian ruh para nabi bernafas da dari setiap nafas mereka Allah menciptakan ruh para wali, orang yang beruntung, orang mukmin yang ta'at hingga hari kiamat. Oleh karena itu 'Arsy dan Kursy berasal dari nurku, kurrubiyyun (para penghulu malaikat) berasal dari nurku, para malaikat ruhaniyyun berasal dari nurku, surga dan segala kenikmatan abadi yang ada di dalamnya berasal dari nurku, matahari, bulan, planet, bintang , 'aql, ilmu dan taufik berasal dari nurku, ruh para rasul, nabi, orang yang beruntung, syuhada dan orang saleh berasal dari nurku. Kemudian Allah menciptakan dua belas hijab (dinding), kemudian Allah menempatkan nur yang merupakan bagian yang ke empat pada setiap dinding selama seribu tahun dan itu adalah segala maqam kehambaan, yaitu dinding karomah, sa'adah, haybah, ra'fah, 'ilm, hilm, waqar, sakinah, shbar, shidiq, dan yaqin. Allah mengikat nur itu pada setiap dinding selama seribu tahun, ketika keluar dari semua dinding itu Allah meletakkannya di bumi dan ia menyinari dari timur hingga ke barat bagai lampu yang menyinari di kegelapan malam. Kemudian dari tanah Allah menciptakan tubuh Adam dan Allah meletakkan nur itu dikeningnya, kemudian berpindah dari Adam kepada Syis dan terus menerus berpindah dari yang suci (thahir) kepada yang baik (thayyib) dan dari yang baik kepada yang suci hingga sampai ke sulb (tulang punggung/belakang) Abdullah ayahku sampai kepada Aminah dan kemudian Allah mengeluarkanku ke alam dunia dan ia menjadikanku pemimpin para rasul, penutup para nabi, rahmat untuk sekalian alam, pemimpin orang yang bercahaya di akhirat. Wahai Jabir, demikianlah permulaan penciptaan nabimu.
__________________________________________

Tanggapan :

Hendaknya Kita Memperhatikan Ancaman Rasulullah di bawah ini;

Imam Muslim dalam mukaddimah kitabnya (yaitu kitab Shahih Muslim) mengingatkan kepada kita akan bahaya hadits dha'if (lemah) dengan membuat bab tersendiri yang berjudul ) باب النهي عن الحديث بكل ما سمع Larangan menyampaikan setiap perkataan yang didengarnya)

Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim membuat bab tersendiri dengan judul : باب النهي عن الرواية عن الضعفاء ( Larangan meriwayatkan hadits dari orang-orang yang dha'if ). Beliau berdalil dengan hadits Rasulullah :

سَيَكُوْنُ فِى أَخِرِ الزَّمَانِ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي يُحَدِّثُوْنَكُمْ بِمَا لمَ ْتَسْمَعُوْا اَنْتُمْ وَلاَ أَبَائُكُمْ , فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ

"Kelak di akhir zaman akan ada sekelompok orang dari ummatku yang menceritakan hadits-hadits yang belum pernah didengar oleh kalian maupun oleh bapak-bapak kalian. Maka waspadalah terhadap mereka itu !" ( HR. Muslim ) derajat hadits, HADITS SHAHIH.

Bahwa kelak akan muncul hadits-hadits palsu, yaitu hadits-hadits baru, hadits yang dibuat-buat yang bukan berasal dari Rasulullah. Dan setiap perkataan Rasulullah pastilah benar, Rasulullah sudah jauh-jauh hari memperingatkannya, dan telah terbukti dengan banyaknya sekarang hadits-hadits palsu yang beredar.

Rasulullah memperingatkan kita akan bahayanya meyampaikan hadits-hadits palsu dan akibat yang akan ditanggung oleh orang yang menyampaikannya ( Da'i, Khatib, Penceramah, Ustazd dll ).

Rasulullah bersabda dengan ancaman :

مَنْ قَالَ عَلَيَّ مَا لَمْ أَقُلْ , فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

"Barang siapa menisbatkan perkataan kepadaku ( mengatakan bahwa aku yang mengatakan suatu hadits ) padahal aku tidak mengatakannya, maka hendaklah dia siap menempati Neraka" ( HR. Ahmad ) derajat hadits, HADITS HASAN

اِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

"Sesungguhnya berdusta atas namaku tidak sama seperti berdusta atas nama orang lain. Barang siapa sengaja berdusta atas namaku hendaklah ia bersedia menempati Neraka" (HR. Muslim no. 4) derajat hadits, HADITS SHAHIH

مَنْ حَدَّّثَ عَنِّي حَدِيْثاً وَهُوَ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِيْنَ

"Barangsiapa meriwayatkan sebuah hadits, padahal ia tahu bahwa hadits itu dusta, maka sesungguhnya ia termasuk salah seorang dari para pendusta". (HR. Muslim dalam mukaddimah I/9) derajat hadits, HADITS SHAHIH

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا , فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

"Barang siapa dengan sengaja berdusta atas namaku, maka hendaknya dia siap menempati Neraka" ( HR. Bukhori no. 103 dan Muslim dalam mukaddimah/3 ) derajat hadits, HADITS SHAHIH
_____________________

Hadits ini sangat kuat, diantaranya disebut dalam kitab Mushonnaf Ibni Abi Syaibah ada 18 jalur periwayatan, Maktabah Ar Rusyd, Riyadh, cetakan I, 1409, muhaqqiq Kamal Yusuf Al Hut, 7 jilid, jilid 6, hal. 204-205. Silahkan melihat buku 'Tarekat Tasawuf Tahlilan dan Maulidan' – Hartono Ahmad Jaiz - Wacana Ilmiah Press. Hal. 143.

____________________________

Konsep Nur Muhammad berfungsi sebagai peneguh ajaran SYI'AH sekte ZAIDIYAH tentang kecintaan terhadap ahlul bait


Penelitian tentang paham Nur Muhammad di dalam Hikayat Nur Muhammad kaitannya dengan teks Umdatul Anshab.... Naskah yang dipakai adalah Bat. Gen. 378 C / Ml. 378 C dan naskah v.d.w. 76/ ML.643 koleksi Perpustakaan NAsional RI Jakarta. Tujuannya untuk melihat keterkaitan antara naskah Hikayat Nur Muhammad dan Umdatul Anshab berkenaan dengan paham Nur Muhammad. Teori yang dipakai adalah teori intertekstual yang menegaskan sebuah karya baru bermakna optimal dalam hubungannya atau pertentangannya dengan teks lain. Untuk itu setiap teks sastra perlu dibaca dan dipahami dengan latar teks-teks lain, karena setiap teks merupakan mozaik kutipan-kutipan, penyerapan dan transformasi teks-teks lain.

Hasil penelitian memperlihatkan adanya relasi positif maupun kontrastif. Reaksi positif ditujukkan dengan adanya persamaan – persamaan ide gagasan terutama pada kejadian Nur Muhammad. Baik teks-teks hipogram maupun Hikayat Nur Muhammad sebagai teks transformasi menyatakan bahwa Nur Muhammad adalah awal kejadian segala sesuatu. Hadis-hadis yang diacu dalam Hikayat Nur Muhammadmemperlihatkan kesamaan dengan semua teks hipogramnya. Reaksi kontrastif ditunjukkan dalam penggambaran Nur Muhammad dalam teks Hikayat Nur Muhammadsebagai burung berkepala Ali, matanya Hasan dan Husein, lehernya Fatimah, kakinya Khadijah dan Aisyah, sayapnya Abu Bakar dan Umar, ekornya Usman dan punggungnya Abbas. Gambaran ini merupakan perombakan terhadap teks-teks hipogramnya. Perombakan ini dilakukan untuk melegitimasi ajaran Syiah. Bagian ini berbeda dari teks hipogramnya. Teks Umdatul Anshab yang menyinggung pemuliaan terhadap ahlul bayt Nabi namun tidak seeksplisit teks Hikayat Nur Muhammad .

Pendekatan intertekstual pemahaman konsep Nur Muhammad semakin luas dan utuh berkat bantuan dari teks-teks terkait. Perbedaan pengungkapan konsep Nur Muhammad di berbagai teks tersebut memperlihatkan fungsi sendiri. Di dalam Hikayat Nur Muhammad konsep Nur Muhammad berfungsi sebagai peneguh ajaran Syiah Zaidiyah tentang kecintaan terhadap ahlul bait.. Sedangkan pada teks Umdatul Anshab, konsep Nur Muhammad berfungsi untuk menegaskan silsilah Nabi sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad, menegaskan tentang keutamaan dan kemuliaan Nabi Muhammad yang nurnya menjadi asal seluruh manusia.


Sahabatmu Anwar Baru Belajar